Mekanisme Gigi ngilu atau hipersensivitas dentin, hingga
saat ini, telah berkembang menjadi 3 teori, yakni
Direct Neural Stimulation Theory / Direct innervations
Teori ini menyatakan bahwa terdapat saraf pada predentin.
Stimulus mencapai ujung akhir saraf pada predentin atau innerdentin. Namun,
bagaimana penghantaran saraf selanjutnya hingga menimbulkan rasa nyeri, tidak
dibahas lebih jauh. Teori ini tidak berkembang lagi, tidak ada ilmuan yang
mendukung teori ini sehingga hingga kini, teori ini sudah hampir tidak
terdengar lagi.
Transduction Theory / Odontoblast as Receptors
Sesuai dengan teori ini, prosesus odontoblas yang berperan
sebagai penghantar saraf menuju ujung saraf dentin. Tapi teori ini juga tidak
mengalami perkembangan karena dalam odontoblas dentin tidak ada
neurotransmitter.
Hydrodinamic Theory
Teori hidrodinamika adalah teori yang paling berkembang dan
paling didukung oleh banyak ilmuan. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh
Brannstrom dan Astrom. Teori ini berlaku untuk segala macam rangsangan seperti
panas, dingin, tekanan udara, ataupun tekanan mekanis. Tubulus dentinalis atau
pada intertubular dentin, memiliki substansi cairan. Setiap stimulus yang
mengenai gigi, akan menyebabkan cairan-cairan di dalam tubulus dentinalis bergerak.
Cairan ini bergerak secara bebas dan menimbulkan impuls negative atau tekanan
negative di dalam intertubuler. Selanjutnya, impuls rangsangan ini akan
diterima oleh tomes fiber yang terdapat di dalam intertubuler juga. Rangsangan
yang melewati tomes fiber akan menyebabkan saraf ini terbuka dan beranastomose serta
bergabung dengan saraf selanjutnya, yakni plexus Raschkow. Dari sini, akan
menuju ke nerve ending dan innervasi selanjutnya akan diambil alih oleh A delta
fiber dan C fiber. A delta fiber terletak banyak pada daerah dentin ke pulpa. A
delta fiber memiliki myelin sehingga mempunyai sifat menghantarkan rangsangan
lebih cepat dan bereasi cepat. Adapun, C fiber tidak memiliki myelin, terletak
di daerah pulpa ke bawah, dan memiliki sifat penghantaran saraf yang lama
dengan respon nyeri yang lama pula. Kecepatan A delta fiber berkisar 13 m/s
sedangkan C fiber 1,3 m/s. Transmisi A
delta fiber di dominasi oleh rasa dingin sedangkan pada C fiber memiliki peran
polimodal nocireceptor di mana artinya memiliki daya hantar banyak, C fiber
mampu menghantarkan thermal, kimia, ataupun mekanik. Selanjutnya, persarafan
yang melewati myelin lebih cepat karena adanya salvatactory efek yang
menyebabkan rangsangan “lompat” antara nervus satu ke lainnya. Rangsangan ini
akan dibawa oleh saraf V, trigeminus menuju otak dan menciptakan rasa nyeri
atau ngilu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar