Jumat, 27 Juni 2014

Diabetes dan Manifestasi pada Rongga Mulut



1 Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme tubuh dimana hormon insulin tidak bekerja sebagai mana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar  pankreas dan berfungsi untuk mengontrol kadar gula dalam darah dengan mengubah karbohidrat,lemak dan protein menjadi energi.
Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun
yang ditandai dengan kadar gula glukosa darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar
gula darah darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pembentukan atau keaktifan insulin yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhans di Pankreas atau adanya kerusakan pada pulau Langerhans itu sendiri

.Diabetes Mellitus dapat dibagi dalam dua tipe,
yaitu: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) disebut Diabetes Mellitus tipe 1, Serta Non insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Mellitus tipe 2.

Pada penderita Diabetes tipe 1, kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi insulin, sehingga jumlah insulin beredar dalam tubuh tidak mencukupi kebutuhan. Lain halnya pada Diabetes tipe 2, Hormon Insulin tetap diproduksi namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Menurut Prof. Sidartawan,Sp.PD, sebagian besar penderita Diabetes di Indonesia mengidap Diabetes tipe 2. Diabetes tipe ini secara umum biasa dikaitkan dengan usia lanjut. Diabetes tipe 2 ini juga disebabkan karena obesitas (kegemukan) dan gaya hidup yang tidak sehat (pola makan tinggi lemak, dan jarang berolah raga).Diagnosis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas DM yaitu : Poliuria (banyak kencing), Polidipsia (banyak minum), Polifagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, dan keluhan lainnya seperti : kesemutan, gatal, matakabur, dan impotensi pada pria, pruritis vulva pada wanita. Kedua tipe ini ditandai dengan hiperglikemi, hiperlipidemi, dan komplikasi lainnya. Diabetes Mellitus mempunyai komplikasi yang utama, yaitu: mikroangiopati, nefropati, neuropati, penyakit makro vaskuler dan penyembuhan luka yang lambat.
MANIFESTASI DIABETES MELITUS PADA RONGGA MULUT

1. Xerostomia (Mulut Kering)
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.



2. Gingivitis dan Periodontitis
Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.
Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat periodontitis, diantaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi), dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum.
Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah,warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.
3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes
5. Oral thrush
Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok,risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.
6. Dental Caries (Karies Gigi)
Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik.Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.

Fungsi Saliva



     tissue repair, anti bacterial properties and participation in Film and calculus formation. Saliva adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar parotid, submandibular dan sublingungal yang didistribusikan oleh kelenjar saliva minor ke seluruh ronggga mulut (Guggenheimer dan Moore, 2003). Lebih lanjut Starkenmann dan kolega (2008) mengemukakan saliva adalah cairan encer dan terkadang berbusa yang dihasilkan dan disekresi oleh kelenjar saliva. Saliva manusia terdiri atas air, elektrolit, mukus, antibakteri dan berbagai macam enzym. Enzym yang terdapat dalam saliva membantu menghancurkan makanan menjadi molekul sebagai bagian dari proses digesti. Saliva turut membantu menjaga gigi dari kerusakan, memberi pelumas melindungi dan menjaga lidah serta jaringan di dalam mulut tetap lembut.

Saliva mempunyai beberapa fungsi yang penting didalam rongga mulut, diantaranya Taste, dilution and cleaning, integrity of tooh enamel,digestion,

a.       Perasa
Aliran saliva pertama tama terbentuk didalam asinus adalah isotonic terhadap plasma. Namun karena mengalir melalui jaringan saluran, yang awalnya isotonic menjadi hypotonic. Saliva hypotonic (kadar glukosa yang rendah, natrium, urea dan klorida) dan kapasitas digunakan untuk memberikan pelepasan zat untuk memungkinkan tunas gustaratory untuk dapat merasakan rasa yang berbeda.


b.      Protection dan lubrication
Saliva membantu membentuk penutup yang seromucosal dimana untuk melumasi dan juga melindungi jaringan mulut terhadap agents yang berbahaya. Hal ini terjadi karena mucins(protein dengan karbohidrat yang tinggi) bertugas untuk memberikan pelumasan, perlindungan terhadap dehidrasi, dan pemeliharaan viscoelasticity saliva. Selain itu memiliki fungsi selektif memodulasi adhesi mikroorganisme kejaringan mulut yang berkontribusi pada control bakteri dan jamur dan juga melindungi jaringan terhadap serangan proteolitik oleh  mikroorganisme.

c.       Dilution and Cleaning
Gula dalam bentuk yang bebas dirangsang dan terstimulasi oleh air liur pada konsentrasi rata rata 0,5-1 mg/100ml. tingginya konsntrasi gula dalam air liur terutama terjadi setelah makan dan juga minum.
Hal ini diketahui dengan adanya korelasi antara konsentrasi glukosa dalam cairan darah dan saliva terutama pada penderita diabetes tapi hal ini tidak selalu signifikan. Aliran Saliva cenderung untuk menghilangkan karbohidrat yang berlebih, sehingga membatasi ketersediaan gula untuk biofilm mikroorganisme. Semakin besar aliran saliva semakin besar kapasitas pembersihan.
d.      Pencernaan
Saliva memiliki fungsi lain yakni sebagai pencernaan awal pati,mendukung pembentukan makanan pada bolus. Hal ini terjadi disebabkan oleh adanya enzim pencernaan α-amilase (ptyalin) dalam
komposisi air liur
. Fungsi biologis tersebut adalah untuk membagi pati menjadi maltose, maltotirosa, dan dekstrin. Enzim ini dianggap baik bagi kelenjar ludah agar dapat berfungsi.

Produksi saliva diperkirakan mendekati 1 liter setiap hari dalam keadaan tidak distimulasi dan kecepatan aliran saliva berfluktuasi sebanyak 50% sesuai dengan ritme harian. Jumlah sekresi dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis dan hal-hal yang merangsang kerja kedua saraf tersebut.
Menurut  Snow dan Wackym (2008) bahwa kelenjar submandibular dan sublingual serta sebagian kelenjar parotis memproduksi saliva sebanyak 500- 1500 ML dalam sehari. Bila dalam keadaan tidak distimulasi secara keseluruhan saliva yang dikeluarkan sebanyak 0,33 sampai 0,65 mL/menit. Produksi saliva ini dapat ditingkatkan mencapai 1,7 mL/menit dengan cara stimulasi. Sensasi mulut kering akan dirasakan bila pengurangan produksi saliva mencapai 40%-50% dari total jumlah saliva yang dikeluarkan. Stimulasi saliva tergantung dari banyak faktor salah satunya adalah mengunyah. Dengan mengunyah akan membantu dalam meningkatkan produksi saliva
Dan rata rata volume air liur ketika istirahat adalah 1mL. saliva istirahat ini berasal dari 60% kelenjar submandibular, 5% kelenjar sublingual, 20% kelenjar parotis dan 15% kelenjar kecil lainnya.