Jumat, 27 Juni 2014

Fungsi Saliva



     tissue repair, anti bacterial properties and participation in Film and calculus formation. Saliva adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar parotid, submandibular dan sublingungal yang didistribusikan oleh kelenjar saliva minor ke seluruh ronggga mulut (Guggenheimer dan Moore, 2003). Lebih lanjut Starkenmann dan kolega (2008) mengemukakan saliva adalah cairan encer dan terkadang berbusa yang dihasilkan dan disekresi oleh kelenjar saliva. Saliva manusia terdiri atas air, elektrolit, mukus, antibakteri dan berbagai macam enzym. Enzym yang terdapat dalam saliva membantu menghancurkan makanan menjadi molekul sebagai bagian dari proses digesti. Saliva turut membantu menjaga gigi dari kerusakan, memberi pelumas melindungi dan menjaga lidah serta jaringan di dalam mulut tetap lembut.

Saliva mempunyai beberapa fungsi yang penting didalam rongga mulut, diantaranya Taste, dilution and cleaning, integrity of tooh enamel,digestion,

a.       Perasa
Aliran saliva pertama tama terbentuk didalam asinus adalah isotonic terhadap plasma. Namun karena mengalir melalui jaringan saluran, yang awalnya isotonic menjadi hypotonic. Saliva hypotonic (kadar glukosa yang rendah, natrium, urea dan klorida) dan kapasitas digunakan untuk memberikan pelepasan zat untuk memungkinkan tunas gustaratory untuk dapat merasakan rasa yang berbeda.


b.      Protection dan lubrication
Saliva membantu membentuk penutup yang seromucosal dimana untuk melumasi dan juga melindungi jaringan mulut terhadap agents yang berbahaya. Hal ini terjadi karena mucins(protein dengan karbohidrat yang tinggi) bertugas untuk memberikan pelumasan, perlindungan terhadap dehidrasi, dan pemeliharaan viscoelasticity saliva. Selain itu memiliki fungsi selektif memodulasi adhesi mikroorganisme kejaringan mulut yang berkontribusi pada control bakteri dan jamur dan juga melindungi jaringan terhadap serangan proteolitik oleh  mikroorganisme.

c.       Dilution and Cleaning
Gula dalam bentuk yang bebas dirangsang dan terstimulasi oleh air liur pada konsentrasi rata rata 0,5-1 mg/100ml. tingginya konsntrasi gula dalam air liur terutama terjadi setelah makan dan juga minum.
Hal ini diketahui dengan adanya korelasi antara konsentrasi glukosa dalam cairan darah dan saliva terutama pada penderita diabetes tapi hal ini tidak selalu signifikan. Aliran Saliva cenderung untuk menghilangkan karbohidrat yang berlebih, sehingga membatasi ketersediaan gula untuk biofilm mikroorganisme. Semakin besar aliran saliva semakin besar kapasitas pembersihan.
d.      Pencernaan
Saliva memiliki fungsi lain yakni sebagai pencernaan awal pati,mendukung pembentukan makanan pada bolus. Hal ini terjadi disebabkan oleh adanya enzim pencernaan α-amilase (ptyalin) dalam
komposisi air liur
. Fungsi biologis tersebut adalah untuk membagi pati menjadi maltose, maltotirosa, dan dekstrin. Enzim ini dianggap baik bagi kelenjar ludah agar dapat berfungsi.

Produksi saliva diperkirakan mendekati 1 liter setiap hari dalam keadaan tidak distimulasi dan kecepatan aliran saliva berfluktuasi sebanyak 50% sesuai dengan ritme harian. Jumlah sekresi dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis dan hal-hal yang merangsang kerja kedua saraf tersebut.
Menurut  Snow dan Wackym (2008) bahwa kelenjar submandibular dan sublingual serta sebagian kelenjar parotis memproduksi saliva sebanyak 500- 1500 ML dalam sehari. Bila dalam keadaan tidak distimulasi secara keseluruhan saliva yang dikeluarkan sebanyak 0,33 sampai 0,65 mL/menit. Produksi saliva ini dapat ditingkatkan mencapai 1,7 mL/menit dengan cara stimulasi. Sensasi mulut kering akan dirasakan bila pengurangan produksi saliva mencapai 40%-50% dari total jumlah saliva yang dikeluarkan. Stimulasi saliva tergantung dari banyak faktor salah satunya adalah mengunyah. Dengan mengunyah akan membantu dalam meningkatkan produksi saliva
Dan rata rata volume air liur ketika istirahat adalah 1mL. saliva istirahat ini berasal dari 60% kelenjar submandibular, 5% kelenjar sublingual, 20% kelenjar parotis dan 15% kelenjar kecil lainnya.

Tidak ada komentar: